Langsung ke konten utama

DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG

DEFISIENSI UNSUR HARA PADA TANAMAN JAGUNG
Sumber Gambar: Koleksi Pribadi dan BPTP Bangka Belitung.

Pendahuluan Unsur hara merupakan kebutuhan utama tanaman untuk menopang pertumbuhannya, jika unsur-unsur dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya pun menurun. Kebutuhan tanaman akan nutrisi unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Unsur hara atau nutrisi tanaman yang diperlukan oleh tanaman terdiri dari dua jenis yaitu unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro terdiri dari nitrogen (N), phosphor (P), kalium (K), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan belerang/sulfur (S). Sedangkan unsur hara mikro terdiri dari boron (B), tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe), molibdenum (Mo), mangan (Mn), khlor (Cl), natrium (Na), cobalt (Co), silicone (Si) dan nikel (Ni).Kebutuhan tanaman akan unsur hara sebenarnya sudah ada didalam tanah, namun ketersediaanya terkadang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Untuk itu dibutuhkan penambahan unsur hara melalui pemupukan, baik pupuk kimia maupun pupuk organik. Jika tanaman kekurangan unsur hara atau nutrisi maka tanaman akan mengalami kahat atau difesiensi. Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan material (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Gejala Defisiensi
Secara umum gejala defisiensi unsur hara pada daun tanaman dibedakan menjadi 5 tipe yaitu, 1) klorosis ; yaitu keadaan jaringan tumbuhan, khususnya pada daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya pembentukan klorofil sehingga daun berubah menjadi kuning atau pucat hampir putih yang munculnya seragam, 2) nekrosis ; yaitu kerusakan yang disebabkan adanya kerusakan pada sel atau kerusakan bagian sel daun, gejala nekrosis muncul pada tepi daun atau ujung daun, 3) kurangnya pertumbuhan baru ; yaitu terhentinya pertumbuhan baru, baik pada tunas maupun daun yang dapat mengakibatkan kematian pada bagian ujung atau tunas daun, 4) akumulasi antosianin ; yaitu timbulnya warna merah, biru dan ungu pada semua bagian daun dan batang, 5) stunting ; pertumbuhan tanaman kerdil dengan warna hijau normal atau hijau tua atau hijau kuning.

Tanaman jagung termasuk komoditas tanaman pangan yang sangat respon dengan pemupukan. Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak, jika kebutuhan hara ini tidak terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk maka tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara dan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Gejala defisiensi pada tanaman jagung akan muncul dengan ciri yang khas jika tanaman kekurangan unsur hara tertentu, gejalanya dapat terlihat pada organ vegetatif (daun) dan organ produksi (tongkol).

Gejala difesiensi ini dapat dilihat secara visual melalui penampakan daun tanaman yang tumbuh tidak normal maupun pada tongkol jagung. Dengan pengamatan secara terus menerus dan deteksi dini gejala defisiensi ini dapat diatasi dengan pemupukan.

Kahat Nitrogen (N)
Pada tanaman masih muda seluruh permukaan daun berwarna hijau kekuningan. Daun berwarna kuning pada ujung daun dan melebar menuju tulang daun. Warna kuning membentuk huruf V. Gejala nampak pada daun bagian bawah, karena N sifatnya mobil dalam tanaman, gejala kahat N ini berangsur-angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya.
Daun tua akan mati dan tanaman yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, pembungaan terlambat, dan pertumbuhan akar terbatas sehingga produksi rendah. Pada tanaman jagung yang sudah berproduksi gejala kekurangan nitrogen akan terlihat pada tongkolnya dimana tongkol berukuran lebih kecil dari ukuran normal dan ujung tongkol menjadi tidak berbiji.

Kahat Fosfor (P)
Gejala defisiensi fosfor (P) umumnya sudah tampak waktu tanaman masih muda. Gejala awal dimulai dengan pinggir daun yang berwarna ungu-kemerahan mulai dari ujung sampai ke pangkal daun. Gejala akan tampak pada daun bagian bawah. Pada tanaman yang mulai berproduksi gejala akan tampak dimana kesuburan polen menurun sehingga mengganggu persarian dan pembentukan biji yang pada akhirnya pembentukan biji menjadi tidak sempurna, tongkol menunjukkan ukuran yang lebih kecil dengan ujung janggel melengkung (bengkok).
Suhu tinggi dan udara kering dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah cukup. Kahat P menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat dan produksi rendah.

Kahat Kalium (K)
Gejala kekurangan unsur kalium (K) ditandai dengan warna kuning atau kecoklatan sepanjang pinggir daun pada daun tua, daun terlihat seperti terbakar namun tulang daun tetap berwarna hijau. Gejala warna kuning membentuk huruf V terbalik. Warna tersebut akan berkembang kearah tulang daun utama dan pada daun-daun di atasnya. Gejala umum kahat K lainnya adalah warna coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat diketahui dengan mengiris batang secara memanjang.
Ukuran tongkol kadang-kadang tidak terlalu dipengaruhi seperti halnya pada kahat N dan P, tetapi biji-biji pada jagung tidak berkembang dan tongkol jagung memiliki banyak klobot dengan jumlah biji sedikit, tidak penuh, jarang dan tidak sempurna.


Kahat Belerang (S)
Kahat belerang (S) tampak pada daun muda yang bewarna hijau muda kekuningan dan bergaris-garis, gejala nampak pada daun yang terletak dekat pucuk, pertumbuhan yang terhambat. Sering dijumpai pada tanah berpasir atau tanah dengan bahan organik rendah.

Kahat Magnesium (Mg)

Kekurangan unsur magnesium (Mg) menyebabkan timbulnya warna keputihan sepanjang kanan kiri tulang daun pada daun tua dengan warna merah keunguan sepanjang pinggir daun. Gejala ini dapat merupakan indikasi bahwa tanah tersebut bersifat masam, terutama timbul pada tanaman muda dengan pengolahan tanah yang kurang intensif. Dengan pemberian dolomit dapat mengatasi masalah kahat Mg ini untuk musim tanam selanjutnya.


Menyusun materi penyuluhan pertanian dalam bentuk bahan website
Judul : Defisiensi Unsur Hara pada Tanaman Jagung.

Ditulis Oleh :Krisman, SP (KJF DPKP Kab. Gunung Mas)

Sumber Bacaan : - Pengelolaan hara pada Tanaman Jagung (Syafruddin, Faesal, M. Akil) Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.
- Teknologi Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah pada Lahan Sawah Tadah Hujan (LPTP Sulbar, 2013)
- Inovasi Teknologi Tanaman Pangan (BPTP Bangka Belitung, 2010)


Sumber : Cyberextention

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH LPM DAN SINOPSIS

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM) I.        JUDUL                                              :      PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS II.       TUJUAN                                            :      PETANI TERAMPIL MENGENDALIKAN                                                                                     HAMA KEONG MAS III.      METODE                                          :      CERAMAH DAN DISKUSI IV.     MEDIA                                              :      PETA SINGKAP, LEAFLET V.      ALAT BANTU                                  :      SPIDOL, KERTAS KARTON VI.     WAKTU                                             :      30 MENIT VII.    PELAKSANAAN KEGIATAN        : No. Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu (menit) Keterangan 1. Pendahuluan -        Memberikan salam -        Tujuan: Petani terampil mengendalikan hama keong mas pada tanaman padi 5 ‘    PP memberikan s alam pembuk

PEMUPUKAN PADA TANAMAN PADI

Pemupukan merupakan faktor penting dalam pengelolaan budidaya tanaman padi, pemupukan bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, mencegah terserang hama dan penyakit karena tanaman menjadi sehat, memperbaiki struktur tanah agar tanah mampu mengikat air, dan tanaman tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal. Pada saat melakukan pemupukan yang perlu di ingat adalah tepat jenis, tepat cara, tepat waktu dan tepat ukuran. Agar pupuk yang sudah diaplikasikan ke lahan pertanian memberikan hasil yang baik. 1. Tepat jenis Tanaman memiliki dua fase pertumbuhan : vegetatif dan generatif. Khusus untuk tanaman padi fase vegetatif adalah perbanyakan anakan dan pertumbuhan akar. Sedangakan fase generatifnya adalah pada saat malai mulai muncul / proses pembungaan hingga pembentukan biji. Jenis pupuk diaplikasikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman padi. Jenis-jenis pupuk yang ada sekarang adalah : Urea, SP36, ZA, NPK, dan Petroganik (organik). Dal

BUDIDAYA BAWANG MERAH