Langsung ke konten utama

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BATANG

Strategi Penggunaan Pestisida Untuk Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi
Sumber Gambar:

Petani sering mengeluhkan hasil panen padi yang kurang menyenangkan akibat adanya serangan hama penggerek batang. Sudah berbagai cara dan upaya dilakukan oleh petani untuk menanggulangi hal tersebut. Sebagian berhasil dan sebagian yang lain masih belum puas dengan hasil yang diperoleh.
Memang sering kali petani padi di Indonesia mengalami penurunan bahkan sampai terjadi puso akibat adanya serangan penggerek batang. Hal ini disebabkan selain iklim indonesia sangat menunjang perkembangan populasi hama juga sangat dipengaruhi oleh perilaku petani yang menanam padi secara terus-menerus tanpa adanya pergantian tanaman. Kondisi seperti ini akan menyediakan inang hama padi secara kontinyu tanpa terputus. Selain itu perkembangan populasi hama juga disebabkan oleh matinya musuh-musuh alami akibat dari penggunakan pestisida kimiawi yang kurang tepat dan kurang bijaksana.
Hama penggerek batang termasuk hama paling penting pada tanaman padi, dapat menyerang tanaman mulai dari fase vegetataif maupun generatif. Penyerangan di awal pertumbuhan tanaman (fase vegetatif) dapat menyebabkan pucuk tanaman padi menjadi kering dan mati karena batangnya digerek oleh ulat (larva) dari hama ini dari bagian dalam batang. Serangan hama penggerek batang pada fase ini secara umum oleh petani dikenal dengan Hama Sundep. Larva dari hama ini hidup di bagian dalam batang padi selama 19-30 hari.
Sedangkan pada fase genaratif serangan hama penggerek batang dikenal dengan nama Hama Beluk. Bila serangan pada fase ini cukup berat dapat menyebabkan gagal panen karena tanaman yang terserang malainya mati dan kering.
Untuk mengendalikan serangan penggerek batang, petani biasanya langsung mengaplikasikan berbagai jenis pestisida. Pada prinsipnya penggunaan pestisida untuk menanggulangi hama penggerek batang adalah alternatif terakhir. Namun justru petani biasanya langsung memilih kepada yang praktis seperti penggunaan pestisida.
Banyak sekali beredar pestisida untuk menggendalikan penggerek batang yang tersedia di kios-kios pertanian. Kejelian dan ketepatan dalam pemakaian jenis pestsida sangat menentukan dalam keberhasilan penanggulangan penggerek batang. Beberapa strategi penggunaan pestisida untuk mengendalikan penggerek batang adalah aplikasi pestisida dengan memperhatikan kaidah penggunaan pestisida secara lima tepat.
1. TEPAT JENIS, Jenis pestisida yang bisa diaplikasikan untuk mengendalikan hama penggerek batang adalah jenis insectisida. Insectisida merupakan pestisida yang digunakan untuk membunuh/membasmi serangga. Berdasarkan cara kerjanya, insektisida yang digunakan untuk mengendalikan penggerek batang padi ada yang bersifat sistemik dan ada yang translaminar. Formulasi insectisidanya dapat berupa butiran (granul), tepung (powder) maupun cair (emulsi).
2. TEPAT SASARAN, sasaran biologis yang dituju adalah larva dan ngengat dari penggerek batang. Larva tinggal di dalam batang padi sehingga diperlukan insectisida yang mempunyai cara kerja didalam tanaman secara sistemik dimana insectisida dapat dapat masuk ke dalam jaringan tanaman dan diedarkan ke seluruh bagian tanaman padi.
3. TEPAT WAKTU, aplikasi insectisida dilakukan berdasarkan waktu, baik secara preventif, kuratif maupun eradikatif. Secara preventif dilaksanakan pada saat padi di persemaian dan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat. Sedangkan secara kuratif dilaksanakan apabila intensitas serangan rata-rata > 5% sundep . Selain itu saat yang tepat untuk aplikasi adalah pada saat larva masih berada pada instar 1-4. Hal ini dikarenakan larva tersebut masih muda dan sedang aktif mencari makanan serta masih peka terhadap insectisida Eradikatif dilaksanakan apabila serangan penggerek batang telah parah sehingga dilakukan aplikasi insectisida secara rutin dua minggu sekali. Selain itu waktu penyemprotan sebaiknya dilakukan pagi hari sekitar jam 9 pagi karena pada saat itu stomata atau mulut daun sedang membuka, sehingga bahan aktif yang terdapat dalam insectisida mudah masuk ke dalam jaringan tanaman.
4. TEPAT TAKARAN, dimana dipengaruhi oleh dosis dan konsentrasi. Dosis adalah jumlah atau banyaknya insectisida yang dibutuhkan untuk pengendalian hama per satuan luas lahan (kg/ha, liter/ha). Sedangkan konsentrasi yaitu jumlah insectisida yang harus dicampurkan dalam setiap liter air (gram/liter; ml/liter). Dalam penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan konsentrasi. Imbangan tersebut dipengaruhi oleh volume semprot. Sebagai contoh dapat digambarkan misalkan dosis aplikasi insectisida virtako 300 SC adalah 200 ml/ha dengan volume semprot 500 ltr/ha maka apabila petani melakukan penyemprotan dengan tangki ukuran 15 liter, maka diperlukan penyemprotan sebanyak 33 tangki dalam satu hektar dengan konsentrasi sejumlah 0,4 ml virtaco tiap tangki. Kadangkala petani masih bingung membedakan antara dosis dan konsentrasi. Konsentrasi larutan digunakan karena kebiasaan setiap pengguna tidak sama, ada yang menggunakan volume semprot rendah dan ada yang terbiasa dengan volume tinggi. Pada setiap label kemasan insectisida selalu tercantum tentang dosis, konsentrasi maupun volume semprot yang dianjurkan. Jangan menambah atau mengurangi dosis maupun konsentrasi. Apabila dosis dijadikan dasar perhitungan, konsentrasi dapat menjadi terlalu rendah sehingga penyemprotan tidak efektif. Namun apabila konsentrasi dijadikan dasar perhitungan, dosis dapat menjadi terlalu tinggi sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan serta pemborosan biaya..
5. TEPAT CARA/APLIKASI , aplikasi yang tepat sangat menentukan efektifitas dan efikasi penggunaan insectisida. Formulasi dari suatu insectisida harus diketahui sebelum mengaplikasikannya. Ada yang berbentuk butiran dimana aplikasinya harus dengan cara di tabur atau disebar. Sedangkan insectisida dengan formulasi tepung dan cair harus diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Efikasi insectisida yang disemprotkan erat hubungannya dengan ukuran droplet yang digunakan. Makin halus ukuran droplet, efikasi insectisida semakin baik. Cara penyemprotan dapat dikatakan baik apabila penyemprotan dilakukan secara merata pada bidang sasaran dengan jumlah butiran semprot tidak kurang dari 30 per cm2 bidang sasaran untuk kebanyakan pestisida.
Satu kata kunci apabila mau mengaplikasikan suatu pestisida atau insectisida khususnya untuk mengendalikan hama penggerek batang adalah baca dan taati petunjuk yang tertera di label kemasan pestisida. Murah belum tentu tidak baik, mahal juga belum tentu bagus, sehingga anjuran yang tertera dalam label kemasan wajib menjadi acuan bagi petani dalam mengaplikasikan insectisida yang digunakan.
Pada label kemasan pestisida merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi tentang aplikasi pestisida yang aman dan bijaksana. Namun petani maupun petugas penyuluh terkadang kurang memperhatikan akan pentingnya memahami isi label pestisida, meskipun hal tersebut penting bagi keselamatan mereka sendiri. Pada label banyak informasi yang diperlukan oleh pengguna pestisida. Label pada kemasan pestisida berisikan informasi teknis dari pestisida tersebut, petunjuk penggunaan produk serta tindakan pencegahan.
Informasi teknis pada label berisikan nama dagang dan formulasi, nama umum, kadar bahan aktif, jenis formulasi, bobot atau volume pestisida, nama dan alamat pemegang pendaftaran, nomor dan tahun pembuatan, tipe pestisida, cara kerja pestisida serta nomor pendaftaran. Sedangkan informasi tentang petunjuk penggunaan produk berisikan target sasaran, dosis, volume larutan (l/ha), waktu penggunaan terakhir sebelum panen, peralatan yang digunakan, cara dan waktu penggunaan. Untuk informasi tindakan pencegahan berisikan peringatan bahaya, petunjuk keamanan (pakaian pelindung, penyimpanan yang aman, pemusnahan limbah), gejala dini keracunan, petunjuk pertolongan pertama pada keracunan, peringatan bahaya dan label warna, serta petunjuk perawatan dokter
Didalam label juga disertai piktogram yang berupa gambar atau simbol yang memiliki arti khusus yang disepakati seperti gunakan sarung tangan, gunakan sepatu boots, berbahaya untuk ikan dan ternak, cuci tangan sesudah bekerja, simpan di tempat terkunci, gunakan pelindung mata.

Oleh: KRISMAN, S.P (Penyuluh Pertanian Muda DPKP Kab. Gunung Mas)

Sumber : Astri Anto, SP (Penyuluh Pertanian BPTP Kalimantan Tengah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH LPM DAN SINOPSIS

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM) I.        JUDUL                                              :      PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS II.       TUJUAN                                            :      PETANI TERAMPIL MENGENDALIKAN                                                                                     HAMA KEONG MAS III.      METODE                                          :      CERAMAH DAN DISKUSI IV.     MEDIA                                              :      PETA SINGKAP, LEAFLET V.      ALAT BANTU                                  :      SPIDOL, KERTAS KARTON VI.     WAKTU                                             :      30 MENIT VII.    PELAKSANAAN KEGIATAN        : No. Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu (menit) Keterangan 1. Pendahuluan -        Memberikan salam -        Tujuan: Petani terampil mengendalikan hama keong mas pada tanaman padi 5 ‘    PP memberikan s alam pembuk

PEMUPUKAN PADA TANAMAN PADI

Pemupukan merupakan faktor penting dalam pengelolaan budidaya tanaman padi, pemupukan bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, mencegah terserang hama dan penyakit karena tanaman menjadi sehat, memperbaiki struktur tanah agar tanah mampu mengikat air, dan tanaman tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal. Pada saat melakukan pemupukan yang perlu di ingat adalah tepat jenis, tepat cara, tepat waktu dan tepat ukuran. Agar pupuk yang sudah diaplikasikan ke lahan pertanian memberikan hasil yang baik. 1. Tepat jenis Tanaman memiliki dua fase pertumbuhan : vegetatif dan generatif. Khusus untuk tanaman padi fase vegetatif adalah perbanyakan anakan dan pertumbuhan akar. Sedangakan fase generatifnya adalah pada saat malai mulai muncul / proses pembungaan hingga pembentukan biji. Jenis pupuk diaplikasikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman padi. Jenis-jenis pupuk yang ada sekarang adalah : Urea, SP36, ZA, NPK, dan Petroganik (organik). Dal

BUDIDAYA BAWANG MERAH