Langsung ke konten utama

BUDIDAYA UBI KAYU

BUDIDAYA UBI KAYU
Sumber Gambar: Dokumentasi Feriadi, S.P.

Pendahuluan

Di Indonesia, ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan makanan pokok ke tiga setelah padi-padian dan jagung. Permasalahan umum pada pertanaman ubi kayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah. Rendahnya produktivitas disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya ubi kayu dengan benar seperti belum dilakukan pemupukan sesuai dengan yang telah direkomendasikan.

Data statistik menunjukkan terjadi penurunan luas areal ubi kayu sebesar 10,81% pada tahun 2004 dan 5,08% pada tahun 2005. Dengan berkurangnya luas areal tanaman ubi kayu dan meningkatnya kebutuhan bahan baku ubi kayu untuk industri makanan dan bio-etanol sementara produktivitas ubi kayu masih rendah, maka solusi yag tepat adalah peningkatan produktivitas per satuan luas. Karena itu penggunaan sistem tanam double row diharapkan akan menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan bahan baku ubi kayu di masa mendatang.

Bahan Tanaman

Tanaman ubi kayu sebagian besar dikembangkan secara vegetatif yakni degan setek. Jenis bahan tanaman (varietas/klon) ubi kayu yag banyak di tanam antara lain adalah varietas UJ-3 (Thailand), Varietas UJ-5 (Cassesart), dan klon lokal (Barokah, Klenteng dan lain-lain).

Varietas UJ-5 banyak ditanam petani karena berumur pendek tetapi kadar patinya rendah sehingga menyebabkan tingginya rafaksi (potongan timbangan) saat penjualan hasil di pabrik. Hasil kajian oleh BPTP Lampung bahwa penggunaan varietas UJ-5 mampu berproduksi tinggi dan memiliki kadar pati yang tinggi pula.

Cara Tanam

Cara rtanam yag banyak digunakan petania adalah sistem tanam rapat dengan jarak tanam 70 x 80 cm. Cara tanam ini memiliki bayak kelemahan antara lain penggunaan bahan tanaman dalam jumlah besar (18.000 batang/ha) da produktivitas rata-rata masih rendah (18-22 ton/ha). Hasil kajian menunjukka bahwa penggunaan sistem tanam double row dengan menggunakan varietas UJ-5 mampu menghasilkan ubi kayu 45-55 ton/ha.

Jarak tanam dengan sistem double row adalah 80x80 cm. Setiap dua baris tanaman diberi ruang yang cukup longgar dengan ukuran 160 cm. Sistem double row ini mirip dengan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi sawah.Penggunaan Bibit Unggul
Setek bibit tanaman yang digunakan adalah varietas UJ-5 yang diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan. Jumlah bibit per hektar dengan sistem tanam double row adalah 11.200 tanaman. Panjag setek yang digunakan adalah 20cm.
Pengolahan Tanah
Tanah diolah dengan dicangkul atau dibajak hingga kedalaman 25 cm. Dibuat guludan atau bedengan dengan jarak ganda (double row) yaitu 80 cm dan 160 cm.

Sistem Tanam
Sistem atau cara tanam double row adalah membuat baris ganda (doble row) yakni jarak antar barisan 160 cm dan 80 cm, sedangkan jarak di dalam barisan sama yakni 80 cm. Sehingga jarak tanam ubi kayu baris pertama 80x80 cm dan jarak baris kedua dengan ketiga adalah 80 x160 cm.

Penjarangan barisan ini ditujukan agar tanaman lebih banyak mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesa, sehingga pembentukan zat pati ubi kayu di umbi lebih banyak dan ukuran umbi besar-besar.

Selain itu, diantara barisan berukuran 160 cm dapat ditanami jagung dan kacang-kacangan untuk meningkatkan pendapatan petani. Keuntungan lain dengan sistem double row ini adalah jumlah bibit yang digunakan lebih sedikit yakni 11.200 tanaman/ha dibandingkan dengan sistem tanam petani biasa dengan jumlah bibit 18.000 tanaman/ha.

Pemupukan

Dosis pemupukan yang dianjurkan untuk luasan per hektar adalah :
- 200 kg urea
- 150 kg SP36
- 100 kg KCL
- 5.000 kg pupuk kandang

Setelah tanam pertama (musim berikutnya) dosis pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. Pemupuka urea dilakukan dua kali yakni pada umur 1 bulan dan 3 bulan. Sedangkan SP36 dan KCl diberikan 1 kali pada umur 1 bulan setelah tanam. Pupuk kandang diaplikasikan di sekitar perakaran pada umur 2 minggu setelah tanam.
Pemeliharaan
Penyiangan pertama dilakukan pada umur 3 minggu sampai 1 bulan setelah tanam. Penyiangan ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan koret/kedik. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam dengan menggunakan herbisida. Penjarangan cabang dilakukan pada umur 1 bulan, dengan jumlah cabang yang dipelihara adalah 2 cabang per tanaman.

Panen dan Pasca Panen

Panen dapat dilakukan pada umur 10-12 bulan. Panen dilakukan dengan mencabut ubi kayu dan memisahkan umbi dari batang. Rata-rata produktivitas ubi kayu yang ditanam dengan sistem double row adalah 45-55 ton/ha.

Secara umum pengolahan pasca panen ubi kayu dilakukan di pabrik pengolahan untuk membuat tepung tapioka, tepung kasava, kue, mie, dan lain-lain. Pembuatan tepung tapioka sebagian besar dilakukan oleh pabrik besar dengan teknologi modern.




Ditulis Oleh : KRISMAN, S.P (KJF BKP5K KAB. GUNUNG MAS)
Sumber : Cyber Extension DEPTAN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH LPM DAN SINOPSIS

LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM) I.        JUDUL                                              :      PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS II.       TUJUAN                                            :      PETANI TERAMPIL MENGENDALIKAN                                                                                     HAMA KEONG MAS III.      METODE                                          :      CERAMAH DAN DISKUSI IV.     MEDIA                                              :      PETA SINGKAP, LEAFLET V.      ALAT BANTU                                  :      SPIDOL, KERTAS KARTON VI.     WAKTU                                             :      30 MENIT VII.    PELAKSANAAN KEGIATAN        : No. Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Waktu (menit) Keterangan 1. Pendahuluan -        Memberikan salam -        Tujuan: Petani terampil mengendalikan hama keong mas pada tanaman padi 5 ‘    PP memberikan s alam pembuk

PEMUPUKAN PADA TANAMAN PADI

Pemupukan merupakan faktor penting dalam pengelolaan budidaya tanaman padi, pemupukan bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, mencegah terserang hama dan penyakit karena tanaman menjadi sehat, memperbaiki struktur tanah agar tanah mampu mengikat air, dan tanaman tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal. Pada saat melakukan pemupukan yang perlu di ingat adalah tepat jenis, tepat cara, tepat waktu dan tepat ukuran. Agar pupuk yang sudah diaplikasikan ke lahan pertanian memberikan hasil yang baik. 1. Tepat jenis Tanaman memiliki dua fase pertumbuhan : vegetatif dan generatif. Khusus untuk tanaman padi fase vegetatif adalah perbanyakan anakan dan pertumbuhan akar. Sedangakan fase generatifnya adalah pada saat malai mulai muncul / proses pembungaan hingga pembentukan biji. Jenis pupuk diaplikasikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman padi. Jenis-jenis pupuk yang ada sekarang adalah : Urea, SP36, ZA, NPK, dan Petroganik (organik). Dal

BUDIDAYA BAWANG MERAH